Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Salam Edukasi PAUD Indonesia,
Pada Postingan kali ini saya akan membahas mengenai cara mengelola Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (LPAUD) dengan baik, agar diminati oleh masyarakat.
Menjadi LPAUD yang diminati masyarakat, merupakan impian bagi setiap LPAUD. Bukan hal yang mudah untuk mewujudkan hal itu, namun juga bukan sesuatu yang sulit, bagi LPAUD yang mau bekerja keras. Beberapa indikator yang bisa dijadikan acuan dalam mengembangkan LPAUD adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) PAUD yang tertuang dalam Permendikbud 146 tahun 2014.
Dalam Permendikbud 146 tahun 2014 dijelaskan standar yang harus dipenuhi oleh LPAUD agar menjadi lembaga yang berkualitas. Salah satu indikator mutu LPAUD adalah nilai akreditasi. Dengan demikian hal pertama yang harus diperhatikan oleh LPAUD adalah pembenahan 8 standar yang sudah diatur dalam Permendikbud tersebut. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya diperlukan biaya, dan kerja keras dari seluruh komponen LPAUD, mulai dari Badan Pengelola, Kepala, Sekolah, Guru dan Orangtua murid serta masyarakat.
Pada kenyataannya sebagian besar LPAUD utamanya LPAUD swasta mengalami kesulitan dalam memenuhi standar tersebut akibat kurangnya dana yang dimiliki. Sebagian besar LPAUD swasta hanya mengandalkan sumber pendanaan dari biaya SPP yang dibayarkan anak setiap bulan dengan nominal yang rendah, rata-rata mulai dari 10 ribu hingga 50 ribu. Sumber dana yang didapat ini tidak seimbang dengan kebutuhan LPAUD dalam menyelenggarakan pembelajaran. Bahkan di beberapa tempat, guru rela tidak digaji, agar pelaksanaan pembelajaran tetap berlangsung. Jadi boro-boro memenuhi SNP, untuk memenuhi keutuhan sehari-hari saja belum cukup.
Begini cara mudah untuk mengelola LPAUD agar diminati masyarakat.
Pertama :
Tunjukkan kualitas atau hasil pembelajaran anak yang nampak dan bisa dirasakan oleh orang tua. Misalnya, Kita mengajarkan sopan santun kepada anak, tata cara menyampaikan permintaan kepada orang tua dengan cara berbisik (pembiasaan anak menyampaikan permintaan dengan berbisik). Kita maklum bahwa sebagian besar anak-anak menyampaikan permintaan kepada orang tua dengan berteriak, bahkan dengan nada tinggi, malah kadang disertai dengan tangisan pilu. Kebiasaan ini sering membuat orang tua malu karena didengar oleh tetangga, atau orang disekitarnya. Apalagi jika yang diminta diluar kemampuan dan kemauan orang tua.
Dengan kebiasaan berbisik tersebut, menjadi solusi bagi orang tua terhindari dari rasa malu, dan anak meningkat sopan santunnya. Setelah orang tua merasakan manfaat dari LPAUD, pastinya para orang tua dengan sendirinya akan menceritakan kepada orang disekitarnya tentang kualitas LPAUD dimana anaknya dididik.
Kedua :
Komunikasi yang baik antara pihak LPAUD dengan orang tua. Menurut Riant Nugroho (2004:72) tujuan komunikasi
adalah menciptakan pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan
perilaku. Sedangkan menurut Katz an Robert Kahn yang merupakan hal utama
dari komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu system social atau organisasi
LPAUD pada waktu yang ditentukan mengadakan sosialiasi visi, misi dan tujuan serta program LPAUD kepada masyarakat, baik melalui forum pertemuan orang tua maupun melalui forum lainnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar tidak terjadi perbedaan tujuan dalam mendidik anak. Sering kita jumpai anak kebingungan, mengenai siapa yang benar, orang tua ataukah gurunya di LPAUD. Misalnya guru mengajarkan anak berbagi, namun disisi lain orang tua melarang anaknya berbagi, dan banyak contoh lainnya.
Ketiga :
Ciptakan wadah kreativitas dan prestasi anak yang dapat dilihat langsung oleh masyarakat. Salah satu wadah kreativitas dan prestasi anak adalah dengan diselenggarakannya pentas seni, biasanya diadakan setiap akhir tahun pelajaran. Pentas Seni diisi dengan tarian, baca puisi, baca doa harian, menyanyi dan lain-lain oleh anak-anak pada LAPUD. Pentas Seni menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Masyarakat dapat secara langsung dapat melihat kreativitas serta prestasi anak-anak sehingga dapat menjadi ajang promosi yang sangat efektif bagi LPUAD.
Keempat :
Proses pembelajaran melibatkan masyrakat (pembelajaran berbasis masyarakat) Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan LPAUD tidak hanya didalam kelas, namun dapat juga dilaksanakan diluar kelas melibatkan masyarakat. Hal ini disamping merupakan kegiatan yang sangat disukai anak-anak, kegiatan ini dapat juga dapat juga menjadi kembanggaan utamanya bagi masyarakat yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Misalnya kegiatan bercocok tanam yang dilaksanakan di kebun masyarakat, kegiatan mengenal binatang, ikan, kambing, sapi dan lain-lain, di kolam atau kandang milik masyarakat.
Kelima :
Alat Permainan Edukatif (APE) luar yang lengkap.
Alat permainan yang lengkap, terpasang rapi, penuh warna warni di luar gedung sekolah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, utamanya anak-anak untuk belajar di LPAUD tersebut. Sebagian besar anak-anak menjadikan alasan adanya APE luar untuk bersekolah.
Keenam :
Guru yang mempunyai kepribadian yang baik di masyarakat
Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru, masyarakat akan melihat siapa pengajarnya, dan bagaimana kehidupan sang guru LPAUD dalam kehidupan sehari-hari. masyarakat akan mempercayakan anaknya dididik oleh Guru yang mempunyai kepribadian yang baik dan dapat menjadi teladan utamanya bagi anak-anak.
Demikian Sharing kali ini semoga bermanfaat, Amin
Waalaikumussalam Warohmatullohi Wabarokatuh