18 January 2017

Problematika PAUD Daerah di Indonesia

Oleh Rika Andriani
Mahasiswa PG-PAUD Pahlawan
Aktivitas pembuatan APE untuk Pembelajaran PAUD

Problematika PAUD di Daerah sangat banyak sekali, tetapi dari sekian banyak masalah tersebut ada beberapa masalah yang paling mencolok, diantaranya:

a. Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik S1
Banyak guru PAUD dikabupaten Kampar yang belum memiliki gelar S1 PAUD. Padahal pemerintah sudah mewajibkan semua guru disemua jenjang pendidikan harus memiliki kualifikasi akademik S1. Masalah yang ada dilapangan ini menunjukkan banyak guru-guru yang sudah lanjut usia malas untuk melanjutkan kuliah lagi untuk mengambil S1, dan mereka pun masih menerima tunjangan profesi walaupun sudah tidak sesuai dengan ketentuan kualifikasi akademik yang berlaku saat ini. Masih banyak guru yang kualifikasinya tidak sesuai (tidak berpendidikan guru TK), sehingga kemampuan mereka dalam mengelola PAUD masih kurang,baik dalam merencanakan, melaksanakan maupun mengawasi mengevaluasi program PAUD.
Jadi solusi menurut saya selaku mahasiswa dan sebagai calon pendidik adalah pemerintah harus benar-benar mendorong serta memotivasi guru-guru yang belum memiliki gelar S1 untuk melanjutkan kuliahnya dengan memberikan beasiswa bagi guru yang melakukan study lanjut dan memberikan sanksi tegas bagi guru-guru yang sulit diatur seperti pemberhentian pemberian tunjangan sampai pemberhentian tugas kalau kalau sudah benar-benar keterlaluan dan tidak bisa diatur. Sebagai guru perlu akan adanya kesadaran yang lebih baik untuk mematuhi peraturan pemerintah, karena kalau seorang guru tidak menguasai profesi yang dia ambil, bisa-bisa terjadinya MALL praktek di Lembaga PAUD, dan itu akan mengakibatkan dampak buruk kepada peserta didik.

b. Masalah sarana dan prasarana pendidikan
Fasilitas yang minim masih menjadi permasalahan utama disetiap sekolah di Indonesia khususnya di daerah kabupaten Kampar. Banyak fasilitas di TK masih kurang memadai, terutama daerah-daerah yang jauh dari kota seperti atap yang bocor, bangku sekolah yang rusak, pagar yang jebol, toilet yang kurang nyaman untuk digunakan dan masih banyak lagi yang lainnya.Semua itu terjadi akibat kurangnya perhatian pemerintah terhadap sekolah/lembaga yang ada didaerah-daerah kecil.

Tidak Cuma itu saja, akibat kurang kreatifnya seoarang guru membuat media pembelajaran di sekolah tersebut menjadi kurang, padahal kalau gurunya kreatif tidak perlu membeli barang yang mahal untuk menjadikan sebagai media, cukup dengan menggunakan barang-barang bekas yang masih layak pakai atau digunakan. Barang tersebut sangat banyak gunanya, seperti tutup botol aqua yang sudah tidak terpakai bisa dijadikan sebagai media pembelajaran, batol minuman plastik bisa dijadikan bunga hias untuk digantungkan didekat jendela, hal tersebut akan menjadikan suasana yang indah, nyaman dan menarik anak untuk mengikuti proses belajar mengajar. Jadi solusi saya selaku mahasiswa dan calon pendidik adalah adanya hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan ke daerah terpencil sekalipun.

Sebagai seorang guru hendaknya lebih profesional lagi dalam proses belajar mengajar dan kreatifitasnya ditingkatkan lagi, menciptakan media pembelajaran sendiri tanpa harus membeli, hanya modal kreatif dan alat bekas sudah akan terciptanya media pembelajaran yang bagus dan menarik bagi anak.

c. Minimnya tunjangan atau gaji Guru PAUD
Masih minimnya tunjangan atau gaji guru PAUD sekarang ini, apalagi guru-guru yang berada di desa-desa kecil yang jauh dari kota. Gaji yang mereka terima sangat minim sekali, yang lebih parahnya lagi ada yang tidak digaji sama sekali. Hal ini terjadi akibat kurangnya perhatian pemerintah terhadap nasib guru PAUD khususnya yang ada di desa-desa. Jadi solusi saya selaku mahasiswa dan calon pendidik ialah pemerintah pusat seharusnya lebih memperhatikan nasib guru PAUD khususnya yang diaerah terpencil yang jauh dari kota, hendaknya pemerintah lebih bijaksana dalam menanggapi hal ini, karena ini akan berdampak kepada masa depan lembaga PAUD selanjutnya.

Realitas Guru PAUD

Realitas guru PAUD adalah terjadinya kesenjangan hak dan kewajiban antara guru PAUD dengan guru Non PAUD. Hak guru PAUD lebih kecil dari guru non PAUD. Pasalnya, guru PAUD bukan sekedar mengajar atau mendidik melainkan mengasuh, mengasah, dan mengasihi (asih, asuh, dan asah : 3A). tugas ini jelas berbeda dengan guru non PAUD yang ketika dikelas atau disekolah hanya mengajar atau mendidik.

Faktanya hak guru PAUD lebih kecil dari pada guru Non PAUD, padahal tugas seorang guru Paud lebih berat dibandingkan dengan tugas guru Non PAUD, karena tugas guru PAUD tidak hanya mengajar dan mendidik, tetapi juga mengasah, mengasuh dan mengasihi (asah,asuh asih, 3A). sedangkan tugas guru Non PAUD hanya sekedar mengajar dan mendidik saja. Patokan awalterletak pada jenjang lembaga PAUD yaitu contohnyaTK. Disini merupakan proses pertama anak dalam menjalani proses belajar dan merupakan pengembangan dalam masa keemasannya yaitu GOLDEN AGE.

Dengan program yang ada di TK diharapkan dapat berkembangnya pola pikir anak secara optimal, mengembangkan seluruh potensi yang mereka miliki, bakatminatnya akan tampak ketika mereka berada di lembaga PAUD. Jadi sangatlah penting jenjang PAUD bagi anak-anak, untuk mengembangkan kemapuan yang mereka miliki dan tidak melewatkan masa-masa GOLDEN AGE. Jadi disini dimintak perhatian pemerintah terhadap hak guru PAUD, kebijaksanaan pemerintah terhadap nasib guru PAUD, pemerintah jangan saja memandang profesi guru SD,SMP, dan SMA karena patokan awal dunia pendidikan terletak di lembaga PAUD. Karena disini anak diibaratkan sebagai kertas putih yang bersedia merima coretan apa saja, warna apa saja yang diberikan oleh gurunya, apabila gurunya salah dalam mengajar ataupun dalam mendidik maka salah lah anak ini untuk seterusnya. 6 aspek yang dikembangkan oleh guru PAUD, yaitu: Nilai agama dan moral, Fisik-motorik, Sosial emisional, Bahasa, Kognitif, dan Seni. Ke-6 aspek ini harus mampu dicapai oleh AUD, dan tugas itu merupakan tugas dari guru PAUD itu sendiri.

Biaya Pendidikan di PAUD Mahal

Biaya pendidikan di PAUD terbilang mahal, jauh melebihi pendidikan dasar karena belum adanya program pemerintah yang memberikan BOP pada PAUD. Akibatnya, justru banyak orangtua yang tidak mampu menyekolahkan anaknya dilembaga PAUD dan menunggu hingga usia 6 tahun kemudian masuk SD karena gratis. Hal ini berimplikasi secara langsung terhadap masa keemasan anak (golden ages) yang secara otommatis terlewatkan. Jika hal ini dibiarkan, akan semakin banyak anak yang menyia-nyiakan masa keemasannya.

Seharusnya sebagai orang tua kita harus lebih memperhatikan pendidikan anak dari pada biaya yang hendak dikeluarkan, terutama Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang pendidikan pertamanya terletak pada Satuan Lembaga PAUD seperti KB dan TK. TK merupakan tempat anak mengembangkan semua potensi dan bakatnya, dimana pada masa ini masa-masa keemasan anak akan berkembang sangat cepat, pertumbuhan sel otaknya akan berjalan dan berkembang sesuai dengan usianya, dan perkembangan ini terjadi akibat adanya kegiatan yang ada di TK tersebut. Alangkah pentingnya bagi anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 
Sebagaimana yang telah sering kita dengar Konsep Dasar di PAUD ialah Belajar sambil Bermain, Bermain Seraya Belajar.Jadi jelas bahwa anak belajar melalui bermain artinya didalam bermain anak bisa belajar, mengembangkan ke-6 aspek seperti NAM, fisik motorik, kognitif, bahasa, SOSEM, dan seni. Melalui kegiatan belajar sambil bermain ke-6 aspek tersebut akan berkembang, contohnya dalam permainan PUZZLE. Disini perkembangan anak akan terlihat, yaitu:
  1. Aspek NAM, dalam permainan PUZZLE anak akan belajar bagaimana cara menjalin hubungan dengan temannya dengan baik dalam menyusun sebuah PUZZLE tersebut. Sikap dan moral anak akan terlihat dengan biak, apakah anak bisa berperilaku dengan baik dengan teman sebayanya.
  2. Fisik Motorik, dalam permainan PUZZLE perkembangan fisik motoric anak akan terlihat seperti perkembangan motoric halusnya, dalam menyusun kepingan-kepingan PUZZLE hingga menjadi bentuk yang utuh.
  3. Kognitif, jelas bahwa dalam permainan PUZZLE dapat mengembangkan aspek konitif anak. anak akan menghitung berapa jumlah kepingan-kepingan PUZZLE tersebut.
  4. Bahasa, dalam permeinan PUZZLE aspek bahasa anak akan terlihat ketika anak menyebutkan gambar apa yang sedang mereka susun.
  5. SOSEM, permainan PUZZLE dapat mengembangkan aspek SOSEM anak, dimana anak akan bekerja sama dengan teman sebayanya. Dia akan belajar bagaimana berbagi dan bersosialisasi dengan temannya, sehingga tidak terjadi perebutan dalam menyusun PUZZLE tersebut.
  6. Seni, jelas bahwa permainan PUZZLE dapat mengembangkan aspek seni anak. anak belajar mengenali warna dari gambar PUZZLE tersebut.
Jadi sangatlah jelas pendidikan di TK sangat penting bagi AUD. Kita tidak boleh menyia-nyiakan masa-masa keemasannya, karena semua itu akan terlihat apabila anak besar nanti. Tahap perkembangan anak akan berkembang sesuai dengan usianya.

Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk memberikan pemecahan berbagai Problem PAUD diperlukan strategi-strategi dalam pemecahannya, sehingga problematika yang terjadi bisa diberikan solusi.

Menurut saya solusi strategi yang bisa diberikan untuk masalah di PAUD saat ini adalah:
  1. Menyadarkan para orang tua betapa pentingnya Pendidikan AnakUsia Dini, dengan mengadakan PARENTING orang tua dengan satuan lembaga PAUD. Menyampaikan bahwa di TK anak bukan hanya sekedar bermain saja, tetapi anak belajar melalui bermain. Masa-masa keemasannya akan berkembang dan potensi serta bakatnya kan berkembang sesuai dengan tahapan usianya.
  2. Sarana dan Prasarana yang ada di TK hendaknya kita jaga bersama. Kalau bukan kita siapa lagi, kita harus memulai dari diri kita terlebih dahulu seteleh itu baru kita ajak orang lain.
  3. Menjadi guru PAUD yang kreatif dan profesional dalam proses belajar mengajar. Contohnya walaupun di TK masih kekurangan media pembelajaran khususnya yang ada didalam ruangan, sebagai guru PAUD yang kreatif kita harus bisa mengatasi masalah yang seperti ini, karena media yang kurang bisa kita buat sendiri, dan kita tidak harus membeli, kita bisa memanfaatkan barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai dan kita olah atau kita jadikan sebagai media pembelajaran. Seperti tutup botolaqua, kalender bekas yang bisa kita tempel dengan berbagai gambar, aqua gelas yang bisa dijadikan gelang dalam permainan lempar gelang, dan masih banyak lagi yang lainnya.
  4. Mentaati peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah, seperti dalam penyusunan K13. Tujuan pemerintah sangat bagus dalam pengembangan kurikulum yang ada di Indonesia, jadi kita sebagai tenaga pendidik hendaknya melaksanakan kebijakan dari pemerintah tersebut, jangan kita menyebut kata susah sebelum kita mencobanya. Karena itu semua demi kemajuan lembaga kita juga, supaya kita tidak tertinggal oleh lembaga lain ataupun oleh sekolah-sekolah yang ada di Kota-kota besar.



2 comments

Semoga problem PAUD di Indonesia bisa segera dicarikan solusi terbaik agar pendidikan dan peradaban bangsa indonesias semakin baik

Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com

Kelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI

8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66

Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com


EmoticonEmoticon